Budaya Suku Dayak Unik dan Ekstrem, Jarang Diketahui Orang!

Perlu kita ketahui bersama bahwa Suku Dayak adalah penduduk asli Pulau Kalimantan. Kalimantan yang terkenal dengan hutannya sebagai paru-paru dunia dan bertumbuh kembangnya hewan langka. Orang suku Dayak sejatinya ialah imigran dari Yunnan, di China Selatan yang bermigrasi ke Indonesia pada abad ke-11. Suku Dayak bukan hanya ada di Kalimantan bagian Indonesia, pada bagian Malaysia dan Brunei juga akan kita temukan suku Dayak. Budaya Suku Dayak mulai dari yang unik, sakral, hingga ekstrem pun masih kental di turunkan anak cucu mereka di tengah kemajuan dunia teknologi saat ini.

Apa saja budaya suku Dayak itu? Baca terus artikel di bawah ini biar gak penasaran.

 

Rumah Betang

Pada awalnya, masyarakat Dayak ini memiliki budaya maritim atau budaya bahari yang hampir semua orang suku Dayak itu memiliki sebutan yang berhubungan dengan sungai atau perhuluan. Rumah-rumah mereka pun di desain dengan penyanggah di bawahnya (rumah panggung) dengan bentuk memanjang dan menggunakan material kayu dengan ketinggian 3-5 meter untuk mengantisipasi banjir.

Rumah adat ini bernama betang (terbentang) karena bentuknya yang panjang bisa menampung sampai 150 jiwa di dalamnya. Setiap bagian rumah di sekat dengan menggunakan bilik agar setiap keluarga memiliki ruang khusus untuk tinggal. Setiap orang yang tinggal di rumah betang ini pun harus mengikuti setiap aturan dan hukum adat mulai dari cara berbagi makanan, hingga cara berladang.

 

Bahasa

Ternyata, Bahasa suku Dayak itu gak cuma satu. Dari hasil survey, ada puluhan ragam bahasa daerah suku Dayak yang tergantung dengan lokasi tempat tinggal masyarakatnya. Dan beragam Bahasa tersebut di kelompokkan menjadi 5 sesuai dengan tempat mereka tinggal yakni Barito Raya (33 bahasa), Dayak Darat (13 bahasa), Borneo Utara (99 bahasa), Sulawesi dan Dayak Melayik.

 

Tarian

Saat suku Dayak melakukan ritual adat, mereka biasanya akan melakukan tari-tarian. Contoh budaya daerah suku dayak dalam tari-tarian ialah tari Hudoq, yang masuk dalam bagian suku Dayak Baharu dan Dayak Modang. Tarian Hudoq yang termasuk budaya suku dayak ini biasanya di lakukan pasca menanam padi ataupun ada yang meninggal sebagai bentuk penghormatan para leluhur yang telah tiada.

Lalu ada tarian kancet Papatai yang termasuk dalam tarian perang. Katanya, tarian ini berkisah tentang pahlawan Dayak Kenyah yang sedang berperang melawan musuh. Baju yang di kenakan saat menari di lengkapi dengan perisai dan khas dengan gerak yang lincah dan semangat yang bergelora.

 

Tato

Bagi masyarakat suku Dayak, tato adalah hal yang tidak terpisahkan dalam adat mereka. Setiap motif tato memberikan makna tersendiri, seperti pembeda kasta social, pencapaian hidup, kemuliaan wanita, lambung kesukuan, spiritual, dan sebagainya. 

Pada masa lalu, tinta yang digunakan oleh suku Dayak terbuat dari bahan alami yakni arang. Arang tersebut di tumbuk menjadi halus kemudian di berikan air sampai mengental lalu di gunakan untuk melukis tato secara manual. Namun kini para seniman tato sudah menggunakan mesin dalam melulisnya. Warna yang identik dengan tato dalam suku budaya khas dayak adalah hitam dan putih karena mencerminkan pewarna tradisionalnya yang berasal dari jelaga hitam sisa bakaran alias arang.

 

Telingaan Aru

Budaya yang cukup unik berikutnya ialah tradisi memanjangkan telinga bagi perempuan-perempuan Dayak. Menurut mereka khususnya yang ada di Kalimantan Timur, semakin panjang telinganya maka dirinya akan semakin cantik juga menunjukkan status bangsawan mereka serta melatih kesabaran.

Tradisi ini hanya berlaku untuk kaum wanita Dayak saja. Bahkan boleh memanjangkan telinga hingga batas dada. Bahan yang di gunakan untuk pemberat di telinga mereka/antingnya terbuat dari logam tembaga yang berat dan berbentuk seperti gelang dan ukurannya besar.

Anting yang mereka gunakan ada dua jenis yakni hisang semhaa dan hisang kavaat. Hisang semhaa di pasang pada sekeliling lubang daun telinga, dan hisang kavaat di pasang pada lubang daun telinga.

 

Upacara Mantat Tu’ Mate

Ketika ada orang suku Dayak yang meninggal dunia, maka tradisi mantat tu’ mate akan di laksanakan. Ini termasuk upacara adat untuk mengantarkan orang yang telah meninggal dunia. Upacara akan berlangsung selama 7 hari 7 malam dengan berbagai iringan musik juga tari-tarian. Setelah 7 hari pesta adat berlangsung, maka jenazah akan di makamkan. Bagi mereka budaya suku dayak yang satu ini melambangkan sukacita karena mereka yang meninggal telah terlepas dengan segala kehidupan duniawi.

 

Ngayau Tradisi Ter-ekstrem

Ini adalah budaya suku dayak yang terbilang paling ngeri lagi ekstrem. Bagaimana tidak, Ngayau sendiri bermakna berburu kepala musuh. Mereka akan memenggal kepala musuh mereka kemudian akan di awetkan dan di gantung pada tali-tali. Terdengar sadis memang.

Karena tradisi suku budaya khas daerah dayak ini terlalu ekstrem, tidak semua seluruh suku Dayak melakukan ini. Hanya orang-orang suku Dayak Ngaju, Iban, dan Kenyah yang melakukannya, itu di lakukan oleh para lelakinya.

Menurut kepercayaan mereka, dengan memenggal kepala musuh, mereka akan terbebas dari gangguan roh musuh yang sejatinya akan menghantui mereka karena terbunuh.

Namun berdasarkan sejarah, tradisi ini sempat menimbulkan perselisihan antar suku Dayak pada tahun 1874. Sehingga pernah disepakati untuk dihentikannya tradisi Ngayau.

 

Nah, itulah sederetan budaya suku dayak yang terkesan unik dan ekstrem untuk kita ketahui bersama.  Jika kamu ingin melakukan perjalanan ke Kalimantan untuk melihat secara langsung suku budaya khas dayak, kamu harus cek tiket pesawat dan booking dari jauh-jauh hari agar biayanya tidak terlalu mahal dan beberapa agent travel juga menyediakan voucher promo hotel agar kamu bisa lebih berhemat untuk akomodasi penginapan selama kamu menjelajahi pulau Kalimantan.

 

You Might Also Like

One Comment

  1. Wisata Kalimantan Barat untuk Petualangan Seru di Alam Bebas!

    […] Baca Juga : Budaya Suku Dayak Unik dan Ekstrem, Jarang Diketahui Orang! […]

Leave a Reply